RESUME
METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial
Dosen
: Dr. Ai Siti Farida, M.Si

Nama
: Syifa Fadhilatunnisa
NIM
:1168010174
Kelas
: AP/ III G
Jurusan
Administrasi Publik
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
2017
BAB
I
PENELITIAN
DAN ILMU
A.
Arti Penelitian
Kata
penelitian atau penyelidikan tersebut digunakan sebagai padanan kata research dalam bahasa Inggris. Kata research ini berasal dari kata latin reserare yang berarti mengungkapkan atau
membuka (Goldstein, 1963). Kata ini juga diindonesiakan menjadi riset. Jadi, research atau riset diartikan
sebagai kegiatan mengungkapkan atau membuka pengetahuan karena pengetahuan,
baik yang telah ada maupun yang masih belum ditemukan, dianggap sudah ada atau
tersembunyi di alam yang hanya memerlukan pengungkapannya.
Jadi,
penelitian merupakan upaya untuk menambah dan memperluas pengetahuan, yang
selain untuk menghasilkan pengetahuan yang baru sama sekali yaitu yang
sebelumnya belum ada atau belum dikenal, juga termasuk pengumpulan keterangan
baru yang bersifat memperkuat teori-teori yang sudah ada, atau bahkan juga yang
menyangkal teori-teori yang sudah ada.
B.
Pentingnya Mempelajari
Metode Penelitian
Seorang administrator perlu mempelajari metode
penelitian agar ia dapat menilai hasil penelitian atau pengumpulan data yang
ditugaskan kepada orang lain, dan agar ia dapat memberikan petunjuk apabila
menugasi bawahannya untuk melakukan pengumpulan data atau penelitian.
Pentingnya mempelajarri metode penelitian bagi setiap
tenaga profesional, karena ia juga mempunyai tanggung jawab untuk dapat
mengembangkan profesinya, atau setidaknya mengevaluasi hasil-hasil penelitian
sebelum hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan dalam praktik.
C.
Cara Pendekatan Kepada
Pengetahuan
Cara
pertama disebut metode rasionalistik, pendekatan ini menyatakan bahwa hanya
akal yang dapat menentukan bentuk benda yang benar dan sempurna; objek-objek di
dunia yang dapat diamati dengan indra kita tidaklah sempurna. Cara kedua
disebut metode empirik, menganggap bahwa semua pengetahuan berasal dari indera
dan menunjukkan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi apabila kita
mendasarkannya pada akal.
D.
Unsur-Unsur Ilmu
Ilmu
pengetahuan didasarkan atas fondasi yang berupa teori-teori dan
hipotesis-hipotesis. Teori dan hipotesis pada hakikatnya merupakan proposisi
(pernyataan), dan proposisi ini menghubungkan variabel-variabel. Kerlinger
menyebut konstruk sebagai variabel laten, yaitu sesuatu yang tidak dapat
diamati yang dianggap mendasari variabel yang dapat diamati.
Proposisi adalah pernyataan tentang suatu konsep atau
lebih.
Teori
merupakan proposisi yang memberikan penjelasan atas suatu gejala. Fakta adalah pernyataan secara empirik
benar, jadi pernyataan yang sesuai dengan kenyataan.
E.
Sikap Ilmiah
1. Sikap
obejktif
2. Sikap
relatif
3. Sikap
skeptik
4. Kesabaran
intelektual
5. Kesederhanaan
6. Sikap
tidak memihak kepada kita
F.
Metode Dan Rancangan
Penelitian
Metode
penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh
data yang diperlukan. Metode penelitian dibedakan menjadi tiga :
1. Metode
historik
Digunakan jika data yang diperlukan
terutama berkaitan dengan masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang
digunakan terutama adalah studi dokumenter atau mungkin juga studi artifak,
walaupun wawancara juga dapat digunakan apabila pelaku sejarah yang
bersangkutan masih hidup.
2. Metode
survei
Merupakan metode untuk memperoleh
data yang ada pada saat penelitian dilakukan. Data dapat dikumpilkan melalui
beberapa teknik, seperti wawancara dan pengamatan atau observasi.
3. Metode
eksperimen
Digunakan jika data yang diinginkan
sengaja ditimbulkan atau didorong munculnya, dorongan atau rangsangan untuk
kemunculan data tersebut merupakan variabel bebas atau disebut juga perlakuan
(treatment).
BAB II
PENELITIAN PEKERJAAN
SOSIAL
A. Komponen
Pekerjaan Sosial
Komponen pekerjaan
sosial jika belum dikaitkan dengan orangnya, yaitu apa yang akan dipelajari dan
diajarkan di suatu lembaga pendidikan terdiri atas:
1. Nilai-nilai
2. Pengetahuan
3. Sekumpulan
alat intervensi (interventive repertoire)
(Bartlett,
1970)
B. Penelitian
Pekerjaan Sosial Dan Penelitian Sosial
Fungsi penelitian
pekerjaan sosial adalah untuk memberikan sumbangan bagi pengembangan
pengetahuan yang dapat dipercaya untuk melayani tujuan dan cara-cara kerja
pekerjaan sosial dalam semua cabangnya (Macdonald, 1960).
C. Topik-Topik
Penelitian Pekerjaan Sosial
1. Profesi
pekerjaan sosial
2. Teori
dan praktik
3. Bidang
pelayanan
4. Isu-isu
sosial/ masalah sosial
D. Penelitian
Pekerjaan Sosial Dan Praktik Pekerjaan Sosial
Sehubungan dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan, persamaannya adalah bahwa penelitian
melakukan kegiatan yang disebut pengumpulan data; sementara itu, dalam praktik
pekerjaan sosial juga ada kegiatan pengumpulan data yang dikenal dengan istilah
assessment (penaksiran/ penilaian).
E. Proses
Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan karena
didorong oleh rasa ketidakpastian atau ketidakpuasan akan kondisi yang ada.
Tahapan prosesnya :
1. Identifikasi
dan perumusan masalah
2. Penentuan
unit dan sumber data
3. Pengumpulan
data
4. Pengolahan
dan analisis data
5. Kesimpulan
dan penyajian laporan
BAB
III
PERUMUSAN
MASALAH
A.
Sumber Masalah
Dalam
menemukan suatu masalah yang akan diteliti, yang paling mungkin dilakukan
adalah membaca literatur. Membaca topik yang menarik perhatian dan kemudian
mengkajinya akan sangat membantu untuk dapat menemukan permasalahan yang perlu
dan dapat diteliti. Sumber yang sangat penting dalam program membaca dalam
rangka menemukan suatu masalah penelitian adalah jurnal.
B.
Proses Perumusan Masalah
Tahap
pertama perumusan masalah adalah adanya
kebutuhan yang dirasakan (felt need). Jadi, suatu kondisi yang tidak
menyenangkan akan dapat mendorong dilakukannya suatu penelitian yang tentu saja
sebelumnya didahului oleh perumusan masalah. Langkah kedua dalam proses
perumusan masalah adalah mempersempit masalahnya sampai pada tingkat yang dapat
ditangani oleh peneliti. Langkah selanjutya adalah memeriksa masalah yang akan
diteliti dalam hubungannya dengan pengetahuan yang telah tersedia, dan
penelitian apa saja yang pernah dilakukan yang menyangkut variabel yang akan
diteliti.
C.
Pertanyaan Penelitian
1. Pertanyaan
yang akan dijawab oleh suatu penelitian dapat berupa pertanyaan tentang
karakteristiksuatu populasi.
2. Pertanyaan
penelitian dapat berkaitan dengan frekuensi suatu gejala.
3. Suatu
penelitian juga dapat mengajukan pertanyaan tentang hubungan antar
variabel-variabel.
4. Pertanyaan
yang paling penting untuk dijawab oleh suatu penelitian tidak hanya ingin
mengetahui hubungan antara variabel-variabel tetapi lebih jauh lagi, yaitu
menyanyakan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
D.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis
adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empirik.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, yang
kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan.
Sejalan
dengan pertanyaan penelitian, hipotesis juga dapat dirumuskan dalam beberapa
cara :
1. Hipotesis
yang menyatakan bahwa sesuatu mempunyai ciri tertentu.
2. Hipotesis
yang menyatakan frekuensi terjadinya sesuatu.
3. Hipotesis
yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
4. Hipotesis
yang tertinggi tingkatnya adalah hipotesis yang menyatakan hubungan
sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.
E.
Definisi Formal Dan
Definisi Operasional
Definisi
formal menjelaskan konsep dengan kata-kata atau istilah lain atau sinonimnya
yang dianggap sudah dipahami oleh pembaca. Definisi operasional menyatakan
bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau
indikator yang menunjukkan konsep di maksud
F.
Unit Analisis
Untuk
menguji hubungan antara “formalisasi” dan “kepuasan kerja” tersebut, ada dua
cara yang dapat ditempuh.
Cara
pertama : Terlebih dahulu mencari dua orang organisasi sosial atau lebih yang
mempunyai tingkat formalisasi yang berbeda. Jadi, tahap pertama adalah
melakukan pengukuran atas formalisasi organisasi-organisasi sosial yang ada.
Cara
kedua : Mengumpulkan data dari
sejumlah organisasi sosial dan organisasi sosial inilah yang akan menjadi unit
analisis selanjutnya.
BAB
IV
PENELITIAN
EKSPLORATORI DAN PENELITIAN DESKRIPTIF
A. Penelitian
Eksploratori
Penelitian
eksploratori dilakukan untuk lebih memahami gejala atau permasalahan tertentu.
Pada akhir penelitian eksploratori, diharapkan dapat merumuskan masalah
penelitian dengan lebih tepat, atau hipotesis penelitian untuk diuji dalam
penelitian lebih lanjut.
Penelitian
eksploratori bisa dilakukan dengan beberapa cara :
1. Survei
literatur
2. Survei
pengalaman
3. Studi
tentang kasus tertentu.
B. Penelitian
Deskriptif
Sebagaimana
ditunjukkan oleh namanya, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran
tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Biasanya,
penelitian deskriptif seperti ini menggunakan metode survei (Atherton &
Klemmack).
Penelitian deskriptif ini meliputi :
1. Penelitian
yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau suatu kelompok orang
tertentu.
2. Penelitian
yang menggambarkan penggunaan fasilitas masyarakat.
3. Penelitian
yang memperkirakan proporsi orang yang mempunyai pendapat, sikap, atau
bertingkah laku tertentu.
4. Penelitian
yang berusaha untuk melakukan semacam ramalan.
5. Penelitian
deskriptif lain adalah penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel
atau lebih.
BAB
V
PENELITIAN
PENJELASAN
Untuk
melakukan penelitian penjelasan (explanatory
studies), yaitu penelitian yang menguji hubungan sebab-akibat, dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai rancangan yang akan dibahas berikut ini.
A. Rancangan-Rancangan
Praeksperimen
Rancangan-rancangan seperti ini
disebut sebagai rancangan-rancangan eksperimen palsu karena tidak ada kontrol.
1. Strudi
kasus satu tembakan (one shot case study)
Penelitian semacam ini tidak dapat
dikatakan sebagai eksperimen karena tidak ada kontrol sama sekali. Apa yang
diperoleh dari pengukuran hanyalah menggambarkan kondisi sesaat, yaitu ketika
melakukan pengamatan atau pengukuran.
2. Rancangan
sebelum-sesudah dengan satu kelompok (one group pretest-postest design)
Dalam rancangan ini, pengamatan atau
pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah variabel bebas atau perlakuan
dikenakan pada kelompok subjek yang diteliti.
3. Rancangan
perbandingan kelompok statik (static group comparison design)
Rancangan ini menggunakan dua
kelompok. Perbandingan dilakukan antara satu kelompok subjek yang dikenai
perlakuan atau variabel bebas dan satu kelompok lain yang tidak dikenai
perlakuan. Kedua kelompok memang sudah ada sebelumnya.
B. Rancangan-Rancangan
Eksperimen Yang Benar
1. Rancangan
sebelum-sesudah dengan kelompok kontrol (pretest-pottest control group design)
Rancangan ini menggunakan dua
kelompok subjek yang dibandingkan berdasarkan pengamatan atau pengukuran atas
variabel terikat. Analisis statistil untuk rancangan ini adalah dengan mencari
apa yang disebut gain scores setiap anggota kelompok, yaitu dengan cara
mengurangkan nilai sebelum dari nilai sesudah perlakuan untuk setiap subjek,
dan selanjutnya mencari nilai rata-ratanya.
2. Rancangan
sesudah saja dengan kelompok kontrol (pratest-only control group design)
Analisis statistik untuk rancangan
ini tidak sepelik rancangan yang pertama. Analisis yang dapat digunakan adalah
uji untuk sampel bebas, uji U Mann-Whitney, atau uji median.
3. Rancangan
empat kelompok solomon (solomon four group design)
Analisis yang digunakan untuk
rancangan ini adalah analisis varian dua arah (two way analysis of variance)
untuk membandingkan empat kelompok nilai pengukuran sesudah perlakuan.
4. Sumber-sumber
validitas ekstern (external invalidity)
a. Validitas
populasi
b. Validitas
ekologi
C. Rancangan-Rancangan
Eksperimen Kuasi
Kata quasi dalam
bahasa Inggris berarti : sampai pada
tahap tertentu, menyerupai, hampir. Jadi, rancangan-rancangan eksperimen
kuasi (quasi eksperimental design). Berarti rancangan-rancangan seperti, atau
menyerupai rancangan eksperimen, tetapi tentu saja tidak sama persis dengan
rancangan-rancangan eksperimen yang sebenarnya.
1. Rancangan
dengan kelompok kontrol yang tidak sama (nonquivalent control group design)
Rancangan ini menggunakan dua
kelompok yang membandingkan variabel terikat antara sebelum dan sesudah
perlakuan.
2. Rancangan
sebelum-sesudah dengan sampel terpisah (separate-sample pretest-postest
desaign)
Rancangan ini digunakan apabla
peneliti tidak dapat memberikan perlakuan yang berbeda kepada dua kelompok yang
dibagi secara acak.
3. Rancanagan-rancangan
rangkaian waktu (time-series design)
Dalam rancangan ini, dilakukan
pengamatan atau pengukuran beberapa kali sesudah perlakuan atau variabel bebas.
BAB VI
PENELITIAN SURVEI
A. Tujuan
Survei
Survei dapat dilakukan
dengan tujuan semata-mata untuk memberikan gambaran tentang sesuatu. Survei
semacam ini disebut survei deskriptif. Tujuan
lain dari survei adalah untuk melakukan analisis, yang disebut sebagai metode
survei analitik.
B.
Jenis-Jenis Survei
Survei biasanya
dilakukan pada sebagian dari populasi atau sampel sehingga biasa disebut sample
survey. Akan tetapi, survei juga dapat dilakukan pada seluruh anggota populasi.
Survei yang tidak menggunakan sampel seperti ini disebut sensus.
Public
opinion poll adalah survei yang mengajukan pertanyaan
kepada responden tentang suatu topik pendapat umum.
Cross-sectional
survey adalah survei yang membandingkan dua
kelompok orang atau lebih untuk melihat perbedaan yang ada pada kelompo-kelompok
tersebut.
Survei
lobgitudinal adalah survei yang akan melihat perubahan
atau perkembangan yang terjadi dalam perjalanan waktu .
BAB VII
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
A. Populasi
Dan Sampel
Jumlah keseluruhan
unit analisis, yaitu objek yang akan diteliti, disebut populasi atau universe.
Akan tetapi, seringkali populasi penelitian cukup besar sehingga tidak mungkin
untuk diteliti seluruhnya dengan waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia. Dalam
keadaan demikian, maka penelitian hanya dapat dialakukan terhadap sampel.
Sampel adalah
suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dar yang dianggap dapat
menggambarkan populasinya.
B. Syarat
Sampel Yang Baik
Terdapat dua syarat yang
harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu sampel harus
represemtatif (mewakili) dan besarnya sampel harus memadai (Atherton &
klemmark, 1982; Goode & Hatt, 1952). Suatu sampel yang baik juga harus
memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya memadai untuk dapat meyakinkan
kestabilan ciri-cirinya.
Rumus untuk menetapkan
besarnya sampel adalah sebagai berikut:
Ns=
)2
Ø Keterangan :
Ns = besar sampel yang diperlukan
Z = nilai standar sesuai dengan tingkat
signifikansi
T = kesalahan penaksiran maksimum yang
dapat diterima.
(Goode
& Hatt, 1952, hlm. 22)
C.
Teknik Sampling
Setiap satuan dari populasi yang
merupakan sasaran akhir pengambilan sampel disebut sebagai unsur sampling
(sampling element). Suatu unit sampling dapat berupa unsur sampling tunggal
atau suatu kumpulan unsur. Suatu kerangka sampling tunggal atau suatu kumpulan
unsur.
Cara pengambilan
sampel atau teknik sampling secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu
probability sampling dan non-probability sampling.
·
Probability sampling :
pengambilannya dilakukan secara random atau acak.
·
Nonprobability sampling :
kemungkinan atau peluang seseorang untuk terpilih menjadi anggota sampel tidak
diketahui.
BAB VIII
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A.
Angket
Angket
(self-administered questionnaire) adalah teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan atau menirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh
responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan (respon) atas-atau
menjawab- pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
B.
Wawancara
Wawancara
(interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara
langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan
jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape
recorder). Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau
tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk anak-anak. Wawancara juga dapat
dilakukan dengan telepon.
C.
Observasi
Secara
luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan
pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan lebih
sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti
tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
D.
Dokumentasi
Studi
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam,
tidak hanya dokumen resmi.
E.
Teknik Lain
Selain
keempat diatas tadi, ada cara lain untuk teknik pengumpulan data :
1. Analisis
isi
2. Tes
proyeksi
BAB
IX
TEKNIK
PENGUKURAN
Kerlinger
(1986) yang mengutip pendapat Stevens mengatakan bahwa pengukuran adalah
penggunaan angka-angka pada objek atau peristiwa menurut aturan tertentu.
A. Tingkat-Tingkat
Pengukuran
1. Skala
nominal
Merupakan skala pengukuran yang
paling rendah tingkatnya, karena dengan skala ini objek penelitian hanya dapat
dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang sama, yang berbeda dengan ciri-ciri
yang ada pada kelompok lain.
2. Skala
ordinal
Skala ini lebih tinggi tingkatnya
atau kebih baik daripada skala nominal karena selain mempunyai ciri-ciri yang
sama dengan skala nominal, yaitu dapat menggolongkan obek penelitian dalam
golongan-golongan yang berbeda, skala ordinal mempunyai kelebihan daripada
skala nominal, yaitu bahwa golongan-golongan atau klasifikasi dalam skala
ordinal dapat dibedakan tingkatannya.
3. Skala
interval
Memiliki ciri yang sama dengan
ordinal. Akan tetapi skala interval memiliki kelebihan yaitu mempunyai unit
pengukuran yang sama sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain,
atau antara satu golongan dengan golongan yang lain, dapat diketahui.
4. Skala
rasio
Merupakan skala tertinggi tingkatnya
karena selain mempunyai kesamaan dengan skala interval, yang berarti juga
mempunyai semua ciri yang dimiliki oleh semua skala dibawahnya, skala rasio
mempunyai titik nol yang sebenarnya.
B. Teknik
Pengukuran
1. Skala
likert
Skala ini disebut skala likert karena
pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala ini disebut juga sebagai
method of summated ratings karena nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan
dijumlahkan sehingga mendapat nilai total.
2. Skala
thurstone
Skala ini disebut dengan
equal-appearing interval (mempunyai interval yang tampak sama). Skala ini bukan
mencari nilai total seperti dalam skala likert, melainkan untuk setiap
pernyataan diberi nilai skala tertentu yang menunjukkan intensitas pernyataan
tersebut.
3. Skala
guttman (Louis Guttman)
Skala ini disebut juga skala
kumulatif atau scalogram analysis. Berbeda dengan skala likert dan skala
Thurstone yang mengandung lebih dari satu dimensi, skala Guttman merupakan
skala satu dimensi (unidimensional scale).
4. Skala
semantic differential
Skala ini pertama kali digunakan oleh
Osgood, Suci, dan Tannenbaum untuk mengukur arti objek-objek psikologis,
sosial, dan /fisik.
C. Validitas
Alat Ukur
Alat ukur yang dibuat harus dapat
menukur variabel yang dimaksudkan untuk diukur, bukan variabel lain.
1. Validitas
isi atau validitas tampat
2. Validitas
pragmatik atau validitas berdasarkan kriteria
3. Validitas
konstruk
D. Reliabilitas
Alat Ukur
Suatu alat ukur dikatan reliable
(andal) apabila alat ukur tersebut memberikan hasil yang tetap selama variabel
yang diukur tidak berubah. Cara-cara untuk menentukan reliabilitas alat ukur :
1. Metode
paralel
2. Metode
test-retest (uji ulang)
3. Metode
split-half (belah dua)
4. Metode
croanbach
E. Analisis
Butir (Item Analysis)
Reliabilitas alat ukur dapat
ditingkatkan dengan melakukan analisis butir. Analisis ini dapat dilakukan
dengan dua cara :
·
Dengan mencari korelasi
antara nilai setiap butir dengan nilai total yang dikurangi nilai butir yang
bersangkutan.
·
Dengan discriminating
power (daya pembeda atau DP), dengan cara ini instrumen yang telah diisi
disusun menurut besarnya nilai total.
BAB
X
PENGOLAHAN
DAN ANALISIS DATA
A. Mengedit
Dan Memberikan Kode
Dalam pengolahan
data, yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan editing. Ini berarti
bahwa kuesioner harus diteliti satu per-satu tentang kelengkapana pengisian dan
kejelasan penulisannya. Jika terdapat jawaban yang tidak jelas penulisannya
atau ada butir pertanyaan dan pernyataan yang tidak terisi, maka pengumpul data
yang bersangkutan diminta untuk memperjelas atau melengkapinya.
Apabila semua
kuesioner sudah diteliti dan semua butir pertanyaan dan pernyataan sudah
terjawab dengan lengkap, maka langkah kedua dalam pengolahan data adalah
memberikan kode.
B. Lembar
Ringkasan Dan Tabulasi
Setelah kode-kode
dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi, yaitu membuat
tabel-tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Namun, sebelum melakukan
tabulasi ini, sebaiknya dibuat lembar ringkasan (summary sheet atau data
matrix) terlebih dahulu untuk menghimpun semua data.
C. Analisis
Data
Analisis data yang
dilakukan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian yang bertujuan untuk
memberikan gambaran cukup menyajikan tabel tunggal dengan jumlah dan presentase
untuk setiap kategori.
Ini untuk
menunjukkan angka berapa yang merupakan wakil bagi kelompoknya secara
keseluruhan, dan bagaimana variasinya. Akan tetapi, apabila tingkat
pengukurannya hanya sampai tingkat ordinal, maka mean tidak mempunyai arti karena jarak antara titik didalam skala
tidak sama. Dalam hal demikian, maka digunakan median. Untuk menunjukkan variasinya, dapat digunakan deviasi
antarkuartil. Apabila klasifikasinya tidak menunjukkan tingkatan, yang berarti
skalanya hanya skala nominal, maka yang
digunakan adalah modus yaitu nilai
yang mempunyai frekuensi terbesar.
BAB
XI
LAPORAN
HASIL PENELITIAN
A. Isi
Laporan
Laporan penelitian
dapat mengambil beberapa bentuk, seperti laporan yang ditulis secara rinci
untuk suatu badan atau instansi tertentu, laporan penelitian berupa tesis atau
disertasi, dan laporan penelitian yang ditulis untuk suatu jurnal ilmu
pengetahuan. Penulisan laporan penelitian harus menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1) Apa
yang menjadi masalah penelitian
2) Bagaimana
penelitian dilaksanakan
3) Apa
hasil penelitiannya
4) Apa
makna dan implikasi hasil penelitian.
B. Tata
Cara Penulisan
Cara menulis
laporan penelitian perlu mengikuti suatu aturan yang telah diterima di kalangan
ilmuawan. Setidaknya, terdapat dua cara yang dapat di ikuti, yaitu model
Turabian (1973) dan model American Psychological Association (APA) [1988].
Model Turabian menggunakan catatan
kaki (footnote) untuk menunjukkan referensi, dan menggunakan istilah-istilah ibid, op cit, dan loc cit.
Model APA tidak menggunakan catatan
kaki seperti dalam model Turabian, tetapi setiap referensi ditunjukkan oleh
nama penulis dan tahun penerbitan. Jika kutipan merupakan kutipan langsung,
artinya kata demi kata diambil dari sumbernya, ditunjukkan juga nomor halaman
dan sumbernya.
DAFTAR PUSTAKA
Soehartono, Irawan.
2015. Metode Penelitian Sosial. Bandung:
Rosda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar