Selasa, 21 November 2017

Ontologi Ilmu Administrasi

UJIAN TENGAH SEMESTER
ONTOLOGI ILMU ADMINISTRASI
Drs. H. Ahmad Syamsir, M. Si


08) 1168010274    Syifa Fadhilatunnisa

ADMINISTRASI PUBLIK SEMESTER II/G
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017

ONTOLOGI ILMU ADMINISTRASI
Ontologi adalah salah satu dari tiga pemaknaan yang saling berkaitan ketika mendalami materi atau content filsafat ilmu. Apabila memperhatikan content filsafat ilmu, sesungguhnya juga terdapat dalam ilmu administrasi.
1.      Pengertian Ontologi
Ontologi berasal dari kata Yunani, yang terdiri atas dua suku kata, ontos artinya ada dan logos artinya ilmu. Jadi secara etimologis, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang yang ada. Dardiri memberikan argumentasi ontology adalah penyelidikan yang sifatnya sangat mendasar dari sesuatu yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda, dimana entitas dari kategori-kategori yang logis, yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada. (Makmur; 2008; 41)
Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada. Menurut ensiklopedi Britannica yang juga diangkat dari konsepsi Aristoteles. Ontologi yaitu teori atau studi tentang being/ wujud seperti karakteristik dasar dati seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur dan prinsip benda tersebut. (filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteless abad ke-4 SM). (Zainal Abidin; 2014; 65)
Ontologi administrasi telah berhasil mengubah pola pemikiran praktisi administrasi, dan bahkan mungkin sebagian para ilmuwan administrasi dari pandangan mitosentris menjadi logisentris. Dimana awal pemikirannya bahwa kejadian dalam suatu bentuk kerja sama dipengaruhi oleh kekuatan gaib (mitos) menjadi pola pikir yang dipengaruhi oleh pemikiran rasional (logis).
Pemikiran ontologi dalam ilmu administrasi tentunya diawali dari pembuktian, atau dengan kata lain penyelidikan yang dilakukan secara sadar dan mendalam sampai kepada akar permasalahan yang sesungguhnya dan dapat diperlakukan kapan dan dimana saja serta relative fundamental kandungan kebenarannya. Ontologi ilmu administrasi mencari pengertian menurut asal mula dan akar kata yang paling terdalam.
Ontologi ilmu administrasi yang bercirikan abstraksi karena hanya berada dalam alam pikiran manusia yang sifatnya sangat tidak terbatas dan jangkauannya hanya dapat dijangkau oleh akal pikiran. Sedangkan Ontologi ilmu administrasi yang bercirikan konkret karena memang dapat diamati langsung oleh pancaindra manusia dan hasilnya secara langsung dapat dinikmati. Secara ontologis, filsafat administrasi mengkaji secara kontemplatif hakikat administrasi yang didalamnya terdapat kajian hakikat organisasi, hakikat kepemimpinan, hakikat tugas dan kewajiban administrator, dan hakikat kerja sama dalam menerapkan prinsip-prinsip administrasi dan sistem pengelolaannya. (Rahmat; 2013; 32)
Ontologi administrasi adalah pemikiran yang berdasarkan hakikat dan makna yang dikandung ilmu administrasi itu sendiri sebagai salah satu cabang ilmu administrasi, serta menunjukkan terhadap apa-apa yang benar-benar yang ada didunia.

2.      Aliran-Aliran dalam Ontologi
Ontologi merupakan salah satu aliran penyelidikan kefilsafatan yang paling tua, dimana berangkat dari aktivitas perenungan terhadap keajaiban alam semesta ini yang ikut mempengaruhi alam pikiran manusia.

Macam-macam aliran dalam ontologi :
Ø  Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe.
 Aliran ini terbagi menjadi dua yaitu, Materialisme dan idealisme.
a.       Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan Naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
b.      Idealisme
Aliran idealisme disebut juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita sedang spiritualisme berarti serba ruh. Idealisme diambil dari kata “ Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani. (Ahmad Tafsir; 1997; 127)

Ø  Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat.
Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitupun ruh muncul bukan karena materi. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut diatas. Sebuah analogi dapat kita ambil misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesediran biasanya badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.

Ø  Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictionary of philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua dimensi.
Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara.


3.      Metafisika
Ontologi menurut A.R Lacey, berarti “ a central part of metaphisics ” (bagian sentral dari metafisika) sedangkan metafisika diartikan sebagai “ that which comes after physics, the study of nature in general ”(hal yang hadir setelah fisika, studi umum mengenai alam). Ontologi membahas hakikat yang “ada” , metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain, ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang telaah filsafat yang disebut metafisika ini merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafat termasuk pemikiran ilmiah. Serta, beberapa tafsiran mengenai Metafisika terdiri dari supernaturalisme dan Naturalisme.
Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika ini merupakan tempat  berpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah. (Jujun; 2010; 63)

4.      Hakikat Kenyataan dalam Pendekatan Ontologi
Hakekat kenyataan atau realitas memang dapat didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang yaitu :
Ø  Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak.
Ø  Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.

5.      Metode dan Objek Telaah Ontologi
Ø  Metode dalam ontologi
Loren Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk dan abstraksi metaphisik.
Ø  Objek telaah ontologi
Objek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya dilakukan oleh filsafat metaphisika. Istilah ontologi banyak digunakan ketika kita membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu. Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus, menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
 (https://prezi.com/rl3whsumpug2/ontologi-ilmu-administrasi)

6.      Manfaat Ontologi
Adapun beberapa manfaat dari ontologi yaitu sebagai berikut :
1)      Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.
2)      Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi.
3)      Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.
4)      Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya).

7.      Kesimpulan
Ontologi adalah asumsi yang berhubungan dengan intisari atau pokok permasalahan dari fenomena yang sedang diteliti. Kemudian, asumsi lain yang berkaitan dengan ontologi adalah asumsi epistemologi. Asumsi ontologi, asumsi ini dapat dilihat dari subyektivitasnya yaitu, Nasionalisme atau dilihat darii obyektivitas yaitu, Realisme. Nasionalisme adalah asumsi akan dunia sosial yang terletak diluar kesadaran atau pengertian suatu individu adalah terbuat tidak lebih dari nama, kondep dan label yang digunakan untuk membuat struktur pada realitas. Sedangkan, Realisme adalah asumsi akan dunia sosial yang terletak diluar kesadaran atau pengertian suatu individu adalah suatu dunia nyata yang keras dan nyata dan mempunyai struktur yang relatif abadi. Lebih jelasnya, ontologi adalah salah satu cabang dari metafisika. Sebuah aliran filsafat yang berbicara tentang usaha untuk mendeskripsikan hakikat wujud tertinggi, yang esa, yang absolut, bentuk abadi yang sempurna.
Oleh sebab itu, pada kenyataan secara realita, ontologi ilmu administrasi merupakan refleksi manusia sesuai dengan struktur dan norma-norma yang di pahaminya serta pelaksanaannya dalam kehidupan yang dijalaninya dan ontologi administrasi ini merupakan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian manusia merupakan kunci pemahaman dari kenyataan dan seluruh hubungan dari kenyataan ontologi ilmu administrasi.

 DAFTAR PUSTAKA

Rahmat. 2013. Filsafat Administrasi. Bandung: Pustaka Setia.
Makmur. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, J.S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Tafsir, A. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosda karya Bandung.
Abidin, Z. 2014. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: RajaGrafindo Persada.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

my experience in using social media

Assalamualaikum wr. wb My name is syifa fadhilatunnisa. I am a student at one of the state universities, precisely the Islamic universi...