UJIAN TENGAH SEMESTER
ONTOLOGI ILMU
ADMINISTRASI
Drs. H. Ahmad
Syamsir, M. Si

08) 1168010274 Syifa Fadhilatunnisa
ADMINISTRASI PUBLIK
SEMESTER II/G
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017
ONTOLOGI ILMU ADMINISTRASI
Ontologi adalah salah satu dari tiga pemaknaan yang
saling berkaitan ketika mendalami materi atau content filsafat ilmu. Apabila
memperhatikan content filsafat ilmu, sesungguhnya juga terdapat dalam ilmu
administrasi.
1.
Pengertian Ontologi
Ontologi berasal dari
kata Yunani, yang terdiri atas dua suku kata, ontos artinya ada dan logos
artinya ilmu. Jadi secara etimologis, ontologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang yang ada. Dardiri memberikan argumentasi ontology adalah penyelidikan
yang sifatnya sangat mendasar dari sesuatu yang nyata secara fundamental dan
cara yang berbeda, dimana entitas dari kategori-kategori yang logis, yang
berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada. (Makmur;
2008; 41)
Menurut istilah, ontologi
ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada. Menurut ensiklopedi
Britannica yang juga diangkat dari konsepsi Aristoteles. Ontologi yaitu teori
atau studi tentang being/ wujud seperti karakteristik dasar dati seluruh
realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika
yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature)
dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur dan prinsip benda tersebut.
(filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteless abad ke-4 SM). (Zainal Abidin;
2014; 65)
Ontologi administrasi
telah berhasil mengubah pola pemikiran praktisi administrasi, dan
bahkan mungkin sebagian para ilmuwan administrasi dari pandangan mitosentris
menjadi logisentris. Dimana awal pemikirannya bahwa kejadian dalam suatu bentuk
kerja sama dipengaruhi oleh kekuatan gaib (mitos) menjadi pola pikir yang
dipengaruhi oleh pemikiran rasional (logis).
Pemikiran ontologi dalam
ilmu administrasi tentunya diawali dari pembuktian, atau dengan kata lain
penyelidikan yang dilakukan secara sadar dan mendalam sampai kepada akar
permasalahan yang sesungguhnya dan dapat diperlakukan kapan dan dimana saja
serta relative fundamental kandungan kebenarannya. Ontologi ilmu administrasi
mencari pengertian menurut asal mula dan akar kata yang paling terdalam.
Ontologi ilmu administrasi yang bercirikan abstraksi karena hanya berada
dalam alam pikiran manusia yang sifatnya sangat tidak terbatas dan jangkauannya
hanya dapat dijangkau oleh akal pikiran. Sedangkan Ontologi ilmu administrasi
yang bercirikan konkret karena memang dapat diamati langsung oleh pancaindra
manusia dan hasilnya secara langsung dapat dinikmati. Secara ontologis,
filsafat administrasi mengkaji secara kontemplatif hakikat administrasi yang
didalamnya terdapat kajian hakikat organisasi, hakikat kepemimpinan, hakikat
tugas dan kewajiban administrator, dan hakikat kerja sama dalam menerapkan
prinsip-prinsip administrasi dan sistem pengelolaannya. (Rahmat; 2013; 32)
Ontologi administrasi adalah pemikiran yang berdasarkan hakikat dan makna
yang dikandung ilmu administrasi itu sendiri sebagai salah satu cabang ilmu
administrasi, serta menunjukkan terhadap apa-apa yang benar-benar yang ada
didunia.
2.
Aliran-Aliran
dalam Ontologi
Ontologi merupakan salah
satu aliran penyelidikan kefilsafatan yang paling tua, dimana berangkat dari
aktivitas perenungan terhadap keajaiban alam semesta ini yang ikut mempengaruhi
alam pikiran manusia.
Macam-macam aliran
dalam ontologi :
Ø Monoisme
Paham ini menganggap bahwa
hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin
dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa
materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan
berdiri sendiri. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block
Universe.
Aliran ini terbagi
menjadi dua yaitu, Materialisme dan idealisme.
a.
Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa
sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga
disebut dengan Naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan
satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruh
tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh merupakan
akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
b.
Idealisme
Aliran idealisme disebut juga
spiritualisme. Idealisme berarti serba cita sedang spiritualisme berarti serba
ruh. Idealisme diambil dari kata “ Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua
berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak
berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari
pada penjelmaan ruhani. (Ahmad Tafsir; 1997; 127)
Ø Dualisme
Dualisme adalah aliran yang
mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme
dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan
hakikat.
Materi muncul bukan karena adanya
ruh, begitupun ruh muncul bukan karena materi. Tetapi dalam perkembangan
selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan
menyelaraskan kedua aliran tersebut diatas. Sebuah analogi dapat kita ambil
misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya.
Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesediran biasanya
badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.
Ø Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa
segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan
dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam
Dictionary of philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan
bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua
dimensi.
Tokoh aliran ini pada masa Yunani
Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada
itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara.
3.
Metafisika
Ontologi menurut A.R Lacey, berarti “ a central part of metaphisics ”
(bagian sentral dari metafisika) sedangkan metafisika diartikan sebagai “ that
which comes after physics, the study of nature in general ”(hal yang hadir
setelah fisika, studi umum mengenai alam). Ontologi membahas hakikat yang “ada”
, metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya?
Pada suatu pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada
pembahasan lain, ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika.
Karena itu, metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait.
Bidang telaah filsafat yang disebut metafisika ini merupakan tempat berpijak
dari setiap pemikiran filsafat termasuk pemikiran ilmiah. Serta, beberapa
tafsiran mengenai Metafisika terdiri dari supernaturalisme dan Naturalisme.
Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika ini merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati
termasuk pemikiran ilmiah. (Jujun; 2010; 63)
4.
Hakikat Kenyataan
dalam Pendekatan Ontologi
Hakekat kenyataan
atau realitas memang dapat didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang
yaitu :
Ø Kuantitatif, yaitu
dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak.
Ø Kualitatif, yaitu
dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas
tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang
berbau harum.
5.
Metode dan Objek
Telaah Ontologi
Ø Metode dalam ontologi
Loren Bagus memperkenalkan tiga
tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk
dan abstraksi metaphisik.
Ø Objek telaah ontologi
Objek telaah ontologi adalah yang
ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya dilakukan
oleh filsafat metaphisika. Istilah ontologi banyak digunakan ketika kita
membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu. Ontologi membahas tentang yang
ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas
tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal.
Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam
rumusan Lorens Bagus, menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam
semua bentuknya.
(https://prezi.com/rl3whsumpug2/ontologi-ilmu-administrasi)
6.
Manfaat Ontologi
Adapun beberapa
manfaat dari ontologi yaitu sebagai berikut :
1)
Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai
bangunan sistem pemikiran yang ada.
2)
Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai
eksisten dan eksistensi.
3)
Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada
berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.
4)
Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin
memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu
empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika,
ilmu teknik dan sebagainya).
7.
Kesimpulan
Ontologi adalah asumsi yang berhubungan dengan intisari atau pokok
permasalahan dari fenomena yang sedang diteliti. Kemudian, asumsi lain yang
berkaitan dengan ontologi adalah asumsi epistemologi. Asumsi ontologi, asumsi
ini dapat dilihat dari subyektivitasnya yaitu, Nasionalisme atau dilihat darii
obyektivitas yaitu, Realisme. Nasionalisme adalah asumsi akan dunia sosial yang
terletak diluar kesadaran atau pengertian suatu individu adalah terbuat tidak
lebih dari nama, kondep dan label yang digunakan untuk membuat struktur pada
realitas. Sedangkan, Realisme adalah asumsi akan dunia sosial yang terletak
diluar kesadaran atau pengertian suatu individu adalah suatu dunia nyata yang
keras dan nyata dan mempunyai struktur yang relatif abadi. Lebih jelasnya,
ontologi adalah salah satu cabang dari metafisika. Sebuah aliran filsafat yang
berbicara tentang usaha untuk mendeskripsikan hakikat wujud tertinggi, yang
esa, yang absolut, bentuk abadi yang sempurna.
Oleh sebab itu, pada kenyataan secara realita, ontologi ilmu administrasi
merupakan refleksi manusia sesuai dengan struktur dan norma-norma yang di
pahaminya serta pelaksanaannya dalam kehidupan yang dijalaninya dan ontologi administrasi
ini merupakan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian
manusia merupakan kunci pemahaman dari kenyataan dan seluruh hubungan dari
kenyataan ontologi ilmu administrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat. 2013. Filsafat
Administrasi. Bandung: Pustaka Setia.
Makmur. 2008. Filsafat
Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, J.S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Tafsir, A. 1997. Filsafat
Umum. Bandung: Remaja Rosda
karya
Bandung.
Abidin, Z. 2014. Pengantar
Filsafat Barat. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar