Rabu, 13 Desember 2017

puisi ku

Mengingatnya

Kupijakkan kaki disebuah istana rizki yang indah
Terlalu banyak kenangan bersamanya
Membuatku seketika meningatnya
Tanpa kusadari
Seseorang mengingatkanku
Pada sosok yang mungkin tak asing dibenak mereka
Iyah mereka
Motivator terbaikku
Membuatku memutar balikkan haluan
Mengingat kembali semua perjalanan
Kisah, hingga hal menakjubkan
Yang kujalani bersamanya
Terlalu manis
Hingga harus menelan pahit
Iyah begitulah perasaan abstrak
Banyak gelombang yang tak dapat dijangkau
Hingga harus berakhir
Tanpa adanya
Perdamaian
Dan hanya tersisa ampas kopi
Yang tak berarti.

By ef syifa
Senin, 4 Desember 2017


my profile

Assalamualaikum wr. wb
Perkenalkan nama saya SYIFA FADHILATUNNISA kakak dari seorang adik yang bernama Rifa Rizqiatul Umam, adik yang sangat tampan, baik hati dan pastinya yang sangat saya sayangi. Saya memiliki keluarga yang sempurna dan bahagia menurut saya. Ayah saya bernama Aep Musajana dan Ibu saya bernama Eneng Epi Megawati mereka dalah motivator sejati saya. Saya lahir pada tanggal 5 Maret 1998, dan saya dilahirkan ditempat paling bersejarah dihidup saya. Sebuah tempat indah dan memuat berjuta kenangan didalamnya. Garut, itulah kota kecil yang bersejarah. Saya seorang mahasiswi di Universitas UIN Bandung Jurusan Administrasi Publik semester 3. Tempat menaung ilmu bagi saya sekarang.

sekian.
terimakasih
wassalamualikum wr.wb

Rabu, 22 November 2017

Analisis Kasus Manajemen SDM Sektor Publik


TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PUBLIK
ANALISIS  KASUS







  1. Latar Belakang Permasalahan
Secara umum Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PNS juga sering dikatakan sebagai peletak dasar pelaksana sistem pemerintahan terutama dalam melaksanakan pembangunan nasional. Oleh karena itu Pegawai Negeri Sipil diharapkan mampu menggerakan serta melancarkan tugas-tugas pemerintahan dalam pembangunan, termasuk didalamnya melayani masyarakat.
Sebagai pelaksana utama pemerintahan negeri ini, maka Pegawai Negeri Sipil dituntut untuk memiliki etos kerja dan disiplin waktu yang tinggi. Karena tidak dapat dipungkiri dua hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja pegawai dalam mencapai tujuan. Berdasarkan visi dan misi yang dimilikinya maka sudah sepantasnya bila Pegawai Negeri Sipil memiliki disiplin kerja yang baik dalam mengemban dan melaksanakan tugas-tugas yang dimilikinya karena kinerja yang produktif dan efisien waktu maka hasil yang diperoleh akan maksimal dan sesuai yang diharapkan baik oleh instansi yang bersangkutan maupun oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai pemilik negeri ini.
Jika dilihat dari kondisi kinerja Pegawai Negeri Sipil yang sekarang, masih banyak PNS yang melanggar akan peraturan yang ditentukan dan disiplin kerja yang dijunjung tinggi. Masih banyak PNS yang bolos ketika masih dalam jam kerja, seperti kasus diatas.  Dari situ terlihat, penerapan disiplin kerja belum sepenuhnya dituruti dan dijadikan acuan dalam pekerjaan. Maka sebaiknya jika ada pembinaan kembali kepada Pegawai, agar pegawai mengerti akan pentingnya disiplin kerja dan etos kerja.

  1. Identifikasi Masalah
ü  Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bolos
ü  Penyalahgunaan wewenang
ü  Kurangnya pemahaman tentang disiplin kerja PNS
ü  Kurangnya pengawasan terhadap PNS

  1. Solusi Permasalahan
a.       Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bolos
Memang sudah menjadi sebuah kebiasaan jika dilihat kondisi Pegawai Negeri Sipil di Indonesia sekarang yang semarak dan kompak akan pelanggaran kedisiplinan. Bolos menjadi sebuah kata yang tak asing dibenak para pegawai. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan tanggung jawab. Hal tersebut dapat dihindari jika pengawasan dan penyadaran terhadap pegawai dilakukan. Misalkan dengan adanya mesin absensi, agar pengkontrolan pegawai mudah dan langsung terdeteksi. Bisa juga dengan dilakukan pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil yang saya kutip dari buku Hardiansyah, “Bahwasannya pembinaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan ketaatan PNS kepada Negara kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang dasar 1945”.

b.      Penyalahgunaan Wewenang
Penyalahgunaan wewenang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja selagi dia mempunyai kekuasaan yang lebih dari anggota lainnya. Penyalahgunaan wewenang biasanya merujuk pada praktik yang salah, seperti pada praktik KKN yang akan ada hukum atau pun tindak pidana bagi penyalahguna. Hal ini bisa dihindari jika para PNS diberikan teguran dan pembinaan tentang analisis jabatan, peta jabatan dan analisis beban kerja. Dari situ Pegawai Negeri Sipil bisa mengetahui tentang wewenang yang bagaimana yang seharusnya ia laksanakan dan bagaimana penempatan dan penggunaan wewenang tersebut.

c.       Kurangnya pemahaman tentang disiplin kerja PNS
Kurangnya pemahaman tentang disiplin kerja PNS ini menyebabkan banyak pelanggaran yang terjadi. Hal ini dapat dihindari jika pembinaan dilakukan kembali terhadap para PNS yang lebih dulu menjabat, atau bisa dilakukan lagi diklat jabatan. Dan bagi CPNS bisa dilakukan pembinaan terlebih dahulu atau diklat prajabatan agar terhindarnya pelanggaran yang didasarkan atas ketidak pahaman disiplin kerja PNS. Dan mengevaluasi kembali para pegawai yang sudah paham dan tahu tentang disiplin kerja PNS tetapi masih melakukan pelanggaran dan sangat diharuskan adanya hukuman.

d.      Kurangnya pengawasan terhadap kinerja PNS
Pelanggaran disiplin juga bisa terjadi karena kurangnya pengawasan dari petugas yang di beri tanggung jawab untuk mengawasi kinerja PNS. Dengan pengawasan yang ketat mungkin bisa mengoptimalkan kedisiplinan terhadap para PNS.





tugas tentang pengaruh hajat laut terhadap kehidupan sosial di Cimari Garut

PENGARUH BUDAYA HAJAT LAUT TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DI CIMARI GARUT
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia
Dosen pengampu : Haris Subhan, S.Hi., M.Si

Disusun oleh :
Nama : Syifa Fadhilatunnisa
NIM : 1168010274


ADMINISTRASI PUBLIK SEMESTER II/G
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017 M/ 1438 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hormat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Hajat Laut Terhadap Kehidupan Sosial Di Cimari Garut”.
            Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahSistem Sosial Budaya Indonesia. Dalam rangka penyelesaian makalah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Haris Subhan, S.Hi., M.Si selaku pembimbing sekaligus dosen pengampu mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia dan semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
            Dalam penyusunan makalah ini banyak mengalami kesulitan yang disebabkan terbatasnya pengetahuan penulis miliki, sehingga penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya butuhkan untuk kesempurnaan karya tulis ini.



Bandung, 29 Mei  2017


Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………  2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..   3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..  4
1.1  Latar Belakang ………………………………………………………………..   4
1.2  Rumusan Masalah  ……………………………………………………………   4
1.3  Tujuan …………………………………………………………………………  5
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………. 6
2.1 Kebudayaan Hajat Laut ……………………………………………………….. 6
2.2 Proses Ritual Hajat Laut ………………………………………………………. 7
2.3 Pengaruh Budaya Hajat Laut Terhadap Kehidupan Sosial Di Cimari (Garut)...  11
BAB III PENUTUP………………………………………………………………...            13
3.1 Simpulan ………………………………………………………………………. 13
3.2 Saran ………………………………………………………………………….   13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….  14










BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Garut adalah daerah yang mempunyai cukup banyak kebudayaan, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Kebudayaan yang dimiliki oleh Garut salah satunya adalah Hajat laut yang dilakukan di daerah Cimari muara. kebudayaan ini sangat mempengaruhi kehidupan sosial didaerah Cimari, Kesederhanaan hidup masyarakat pelabuhan Cimari Muara tidak memutuskan rasa syukur terhadap Maha Pencipta. Salah satu bentuk syukur yang nyata, mereka tuangkan melalui ritual hajat laut atau yang sering disebut dengan Tasyakur Nelayan. Sejak waktu yang tidak diketahui lamanya, tasyakur nelayan menjadi media para nelayan dalam menghormati warisan budaya leluhur juga sebagai bentuk rasa syukur akan berkah dan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan makalah ini, selain sebagai salah satu tugas mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia , saya mengulasnya dan membahasnya agar dapat menambah ilmu dan wawasan baik bagi saya dan bagi para pembaca. Debngan demikian, pembahasan yang lebih lengkap dibahas pada bab pembahasan.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa salah satu budaya yang ada di kabupaten Garut?
2.      Bagaimana sejarah kebudayaan hajat laut di kabupaten Garut?
3.      Bagaimana pengaruh budaya hajat laut terhadap kehidupan sosial di kabupaten Garut?


1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami budaya yang ada di kabupaten Garut.
2.      Untuk mengetahui dan memahami sejarah kebudayaan hajat laut di kabupaten Garut.
3.      Untuk mengetahui dan memahami pengaruh budaya hajat laut terhadap kehidupan sosial di kabupaten Garut.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebudayaan Hajat Laut
            Hajat laut merupakan salah satu kebudayaan yang ada di Garut. Hajat laut adalah suatu pesta nelayan yang diadakan di Laut. Hajat, yang dilakukan sebagai rasa syukur dan terima kasih para nelayan atas rezeki yang telah didapatkan nya. Kenudayaan hajat laut ini biasa diadakan di pelabuhan Cimari Muara , kabupaten Garut.
Pada tahun 1963, salah satu daerah pesisir pantai kecamatan Pakenjeng diresmikan sebagai tempat berlabuhnya perahu-perahu nelayan yang mencari ikan di laut lepas. Cimari Muara, nama dari pelabuhan baru ini, menjadi salah satu pelabuhan pertama yang didirikan di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Garut. Sejak resmi menjadi pelabuhan, tempat ini menjadi salah satu tumpuan harapan bagi puluhan nelayan setempat. Terletak di Desa Karangsari, Kecamatan Pakenjeng, pelabuhan Cimari Muara selalu dipenuhi belasan perahu milik nelayan setempat maupun nelayan dari desa tetangga. Tahun ini, tepat 51 tahun sejak pelabuhan tersebut didirikan. Menurut warga setempat, tidak banyak perubahan yang terjadi di pelabuhan Cimari Muara sejak pertama didirikan. Peningkatan pembangunan fasilitas di pelabuhan berjalan dengan sangat lambat, bahkan sampai saat ini masih tidak ada pemukiman khusus nelayan yang layak di sekitar pelabuhan. Hal tersebut yang menjadikan pelabuhan Cimari Muara diakui lebih buruk eksistensinya dibandingkan dengan pelabuhan lain seperti yang terdapat di pesisir Rancabuaya dan Santolo.
Pada pertengahan tahun 2010, perhatian pemerintah Kabupaten Garut mulai bermunculan dengan adanya bantuan berupa sumbangan perahu dan jaring-jaring yang diberikan kepada nelayan pelabuhan Cimari Muara. Menurut Wawan
(sesepuh nelayan setempat), bantuan ini sangat berarti bagi nelayan setempat.
Dengan membaiknya fasilitas yang diperlukan nelayan dalam mencari ikan, maka akan  pula meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga para nelayan. Hampir 100% warga setempat memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, itu artinya seluruh kehidupannya digantungkan pada kemampuan mencari ikan di laut untuk kemudian dijual dan digunakan sebagai pemenuh kebutuhan pokok keluarga.

2.2 Proses Ritual Hajat Laut
Kesederhanaan hidup masyarakat pelabuhan Cimari Muara tidak memutuskan rasa syukur terhadap Maha Pencipta. Salah satu bentuk syukur yang nyata, mereka tuangkan melalui ritual hajat laut atau yang sering disebut dengan Tasyakur Nelayan. Sejak waktu yang tidak diketahui lamanya, tasyakur nelayan menjadi media para nelayan dalam menghormati warisan budaya leluhur juga sebagai bentuk rasa syukur akan berkah dan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT.
A.    Penyembelihan Kambing
Salah satu rangkaian ritual yang paling sakral adalah penyembelihan kambing yang dilakukan satu hari sebelum ritual utama. Kambing yang disembelih bukan kambing sembarangan, warga setempat menyebutnya sebagai kambing benten yang memiliki ciri khusus: berwarna hitam dengan garis putih melingkar di pada bagian tengah tubuhnya. Warga setempat harus mencari di seluruh pelosok Kabupaten Garut untuk mendapatkan kambing benten, tentu saja dengan harga yang tidak murah. Sebenarnya tidak hanya harus kambing yang bisa dijadikan hewan ritual, tetapi bisa juga memakai hewan ternak lainnya. Seperti Sapi, kerbau dan sebagainya. Tapi karena kondisi para nelayan yang hanya bisa membeli kambing. Jadi kebiasaan dalam hajat laut ini menyembelih kambing saja.
Sejauh ini tidak ada makna mendalam dari dilakukannya penyembelihan kambing sebagai salah satu rangkaian ritual upacara adat. Masyarakat setempat hanya meyakini bahwa menjalankan apa yang selalu dijalankan oleh para leluhur merupakan salah satu cara untuk menghormati mereka. Termasuk dalam hal menyembelih kambing. Kambing yang disembelih kemudian dagingnya akan diolah menjadi masakan yang akan dikonsumsi bersama oleh warga setempat.
Sebenarnya terdapat perubahan cara dalam memperlakukan kambing yang disembelih ini. Konon pada zaman dahulu, kepala kambing yang disembelih akan kemudian diikutsertakan dengan sesajen lainnya untuk dihanyutkan ke laut lepas. Namun, beberapa tahun ini kebiasaan itu berubah dengan dikuburkannya kepala kambing di tanah sekitar pemukiman warga.

B.     Ritual Melarung Jampana
Jampana merupakan sebuah tandu yang dihias sedemikian rupa dan diisi dengan berbagai macam isi tergantung jenis acara yang dilaksanakan. Di daerah pantai di Garut jampana ini biasa disebut Dongdang. Dalam setiap Hajat Laut di Garut, isi dari jampana ini tidak jauh berbeda. Di Cimari, Jampana disimpan di sebuah tempat yang biasa digunakan warga untuk bermusyawarah, semacam aula yang sangat sederhana, dibuat dan didekorasi pula disini. Proses pelarungan jampana dimulai dari pembuatan, pendekorasian, pengisian, pengangkatan ke perahu, dibawanya jampana ke tengah laut, dan pelarungan jampana.
Pembuatan jampana dan dekorasinya dilaksakan oleh bapak-bapak nelayan, bukan hanya jampana yang dihias namun perahu yang membawa jampana ke tengah laut juga dihias senada dengan jampana.
Pada Tasyakur Nelayan Cimari sendiri jampana diisi dengan makanan, minuman, perlengkapan wanita lengkap dari ujung rambut hingga ujung kaki. Perlengkapan wanita ini berupa kerudung, satu stel baju, kaos kaki, sepatu yang semuanya berwarna hijau, lalu aksesoris seperti anting, kalung, gelang, cincin yang semuanya terbuat dari emas. Pakaian yang dimasukkan kedalam jampana juga idealnya terbuat dari kain sutra, kain terbaik. Namun semua itu bergantung pada ketersediaan dana dari nelayan sendiri, tidak ada keharusan. Nelayan di Cimari percaya bahwa pantai mereka dijaga oleh Nyi Roro Kidul, sehingga mereka berusaha memberikan persembahan yang terbaik. Orang yang mengisi jampana ini bukan orang sembarangan, melainkan orang yang sudah menjadi kepercayaan sesepuh desa.
 Di Cimari, orang kepercayaan itu adalah Bapak Itang, masyarakat setempat menyebut beliau sebagai kuncen. Bapak yang telah menginjak umur paruh baya ini pulalah yang kemudian akan berada di perahu utama untuk melarung jampana. Sambil memasukkan barang-barang kedalam jampana, beliau melakukan ritual terlebih dahulu seperti salah satunya membacakan doa. Barang-barang ini dimasukkan sekitar dua jam sebelum diangkat ke kapal dan kemudian dilepaskan ke tengah laut. Sekitar pukul sembilan pagi, jampana diangkat ke perahu utama yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah semua perahu yang akan turut mendampingi pelarungan jampana siap, perahu utama pun berangkat ke tengah laut. Total perahu yang ikut dalam ritual melarung jampana ini adalah berjumlah 7 perahu.
Tidak ada batasan atau ketentuan mengenai jumlah perahu yang diperbolehkan mengikuti ritual, bahkan semakinbanyak semakin baik, itu yang dipercayai oleh masyarakat setempat. Jampana akan dibawa sejauh ± setengah mil dari pesisir pantai. Setibanya di titik yang telah ditentukan, berdasarkan instruksi dari kuncen semua perahu diputarkan ke arah kanan sebanyak tiga kali, setelah itu perahu utama dibawa ke tengah (pusat lingkaran) sedang yang lain tetap berputar mengitari perahu utama. Selama beberapa waktu, saat masih di pusat lingkaran, kuncen mendekati jampana di atas perahu utama bagian depan, lalu sedikit mengorek isi jampana sambil membaca suatu jampijampi. Bau kemenyan mulai merebak di sekitar perahu, salah satu bagian dari ritual. Setelah dirasa cukup, kuncen memanggil salah satu awak dari perahu yang sama untuk membantunya mengangkat jampana dan melarungnya ke laut.
Setelah jampana mengapung, perahu-perahu pengiring berhenti berputar dan mulai mendekati jampana yang telah dilepas ke laut. Para nelayan yang sebelumnya telah membekali diri dengan botol kosong mulai mengisinya dengan air laut sekitar jampana yang dipercaya mengandung berkah. Setelah itu semua perahu meninggalkan jampana di tengah lautanuntuk kembali ke darat dengan posisi dibalik, dimana perahu utama baru mendarat setelah semua perahu pengiring naik ke darat.

C.     Memaknai Hajat Laut
Nelayan di Cimari merupakan nelayan yang kehidupannya sangat sederhana, mereka mencari ikan dengan satu niat yaitu untuk bertahan hidup, maka mereka selalu merasa cukup dengan apa yang mereka dapatkan, yang penting kebutuhannya terpenuhi. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, nelayan di Cimari tidak pernah meninggalkan kebiasaan yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya pada mereka. Nelayan Cimari selalu mengumpulkan sebagian uang hasil penangkapan ikan mereka untuk melaksanakan Tasyakur Nelayan. Sebuah tradisi yang oleh warga Cimari dianggap sebagai perayaan hari ulang tahun nelayan Cimari. Melalui tasyakur nelayan, masyarakat pelabuhan Cimari Muara menggantukan 3 harapan utama yaitu: a. Peningkatan Penghasilan b. Peningkatan Keselamatan c. Peningkatan Perhatian Tasyakur Nelayan dijadikan sebagai media permohonan kepada sang Pencipta akan ditingkatkannya penghasilan para nelayan setempat. Menurut Wawan (52), tasyakur laut merupakan bukti rasa syukur nelayan setempat.
“Banyak bersyukur, bertambahlah rezekinya. Setelah tasyakur, tangkapan ikan
nelayan selalu bertambah banyak”. Hal tersebut yang dipercayai oleh sebagian besar warga pelabuhan Cimari Muara.
Nelayan Cimari tidak bermaksud menyekutukan Tuhan, mereka hanya menjalankan tradisi yang telah diwariskan nenek moyangnya sejak dahulu. Dengan niat yang kuat dan teguh, mereka terus menjalankan warisan dari nenek moyangnya ini dengan harapan yang mulia meskipun mereka sendiri kadang kekurangan dan hidup dengan sederhana.

2.3 Pengaruh Budaya Hajat Laut terhadap Kehidupan Sosial di Cimari ( Garut )
            Sudah dibahas sebelumnya , bahwa kebudayaan hajat laut adalah tradisi atau kebudayaan yang biasa dilakukan di Cimari, kabupaten garut. Kebudayaan ini merupakan kebudayaan untuk mensyukuri nikmat dan rezeki yang telah diberikan oleh sang Maha Pencipta. Selain itu kebudayaan ini juga mempunyai tujuan dalam penyelenggaraannya, yaitu sebagai permohonan atau harapan agar masyarakat tersebut bisa mendapatkan peningkatan-peningkatan, diantaranya yaitu : peningkatan pengahasilan, peningkatan keselamatan, dan peningkatan perhatian.
Pengaruh kebudayaan hajat laut terhadap kehidupan sosial masyarakat daerah Cimari kabupaten garut ini sangatlah baik, tetapi ada juga sebagian yang berpendapat bahwa melakukan tradisi ini tidaklah baik.
Kebudayaan hajat laut ini begitu baik pengaruhnya terhadap kehidupan sosial masyarak Cimari. Dengan adanya hajat laut ini bisa mempererat tali silaturahmi diantara masyarakat karenanya ketika melaksanakan hajat laut ini seluruh masyarakat gotong royong dan bekerjasama dalam proses pelaksanaan kebudayaan ini. Kemudian, dengan adanya hajat laut ini, bisa mensyukuri atas nikmat yang telah Allah SWT berikan, dengan memberikan semua barang dan makanan (sesajen) itu untuk saling berbagi terhadap sesama makhluk. Pengaruh yang baik juga dari kebudayaan Hajat Laut ini terhadap kehidupan sosial masyarakat Cimari yaitu, seperti yang tadi telah disebutkan bahwa tujuan dari diadakannya hajat laut ini yaitu untuk permohonan atau harapan agar adanya peningkatan penghasilan, peningkatan keselamatan dan peningkatan perhatian. Menurut beberapa orang atau sesepuh didaerah cimari, biasanya setelah diadakannya upacara hajat laut ini selalu terjadi peningkatan-peningkatan, baik dari penghasilan, keselamatan dan perhatian. Ini merupakan bentuk yang sangat disyukuri oleh para masyarakat didaerah Cimari kabupaten Garut.
            Selain beberapa pengaruh yang baik atas kebudayaan hajat laut ini, ada juga pengaruh buruknya. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa melakukan hajat laut ini karena untuk memberikan sesajen dan terimakasih kepada ratu yang menjaga laut kidul tersebut. Masih ada yang percaya bahwa didalam laut ada sebuah kerajaan yang menguasai laut. Dan ada pula ratunya yang disebut Ratu Nyi Roro Kidul.
Pendapat tersebut berpengaruh terhadap keimanan masyarakat Cimari, tetapi kebanyakan masyarakat tersebut sudah tidak percaya akan hal itu. Sebenarnya masyarakat didaerah pesisir seperti Cimari ini pasti mengalami hal ini. Mereka percaya akan adanya penghuni didalam laut, yaitu ciptaan Allah SWT. Dengan adanya keyakinan bahwa semua makhluk diciptakan Allah SWT, mereka percaya bahwa dengan hajat laut ini selain melakukan tradisi turun-temurun, tetapi juga menjadikannya sebagai tasyakur bin nikmat atas rezeki, keselamatan dan semua keberkahan yang telah diperoleh masyarakat.





BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Hajat laut adalah kebudayaan yang biasa dilakukan didaerah pesisir ,seperti halnya di kabupaten Garut ada tradisi hajat laut yang dilakukan didaerah Cimari kabupaten garut. Kebudayaan ini merupakan kebudayaan yang dilakukan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada para masyarakat daerah Cimari. Selain sebagai bentuk tasyakur bin nikmat, budaya ini dilakukan untuk mengaharapkan sebuah peningkatan penghasilan, peningakatan keselamatan dan juga peningkatan perhatian. Pengaruh kebudayaan hajat laut terhadap kehidupan sosial daerah cimari ini begitu baik, dengan adanya tradisi atau kebudayaan ini, masyarakat Cimari bisa lebih mempererat tali silaturrahmi, bisa memberikan rasa syukur kepada sang Maha Pencipta , dan juga dengan adanya kebudayaan ini masyarakat Cimari bisa berbagi sesama makhluk.

3.2  Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan semoga dengan makalah ini bisa membantu para pembaca dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam pelajaran ataupun juga pengetahuan. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya selaku penulis meminta saran kepada para pembaca, agar saya bisa memperbaiki dan melengkapinya menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

http://garutselatanculturelovers.blogspot.co.id/, diakses pada hari minggu tanggal 28 Mei 2017; pukul 11.20.


Selasa, 21 November 2017

Ontologi Ilmu Administrasi

UJIAN TENGAH SEMESTER
ONTOLOGI ILMU ADMINISTRASI
Drs. H. Ahmad Syamsir, M. Si


08) 1168010274    Syifa Fadhilatunnisa

ADMINISTRASI PUBLIK SEMESTER II/G
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017

ONTOLOGI ILMU ADMINISTRASI
Ontologi adalah salah satu dari tiga pemaknaan yang saling berkaitan ketika mendalami materi atau content filsafat ilmu. Apabila memperhatikan content filsafat ilmu, sesungguhnya juga terdapat dalam ilmu administrasi.
1.      Pengertian Ontologi
Ontologi berasal dari kata Yunani, yang terdiri atas dua suku kata, ontos artinya ada dan logos artinya ilmu. Jadi secara etimologis, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang yang ada. Dardiri memberikan argumentasi ontology adalah penyelidikan yang sifatnya sangat mendasar dari sesuatu yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda, dimana entitas dari kategori-kategori yang logis, yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada. (Makmur; 2008; 41)
Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada. Menurut ensiklopedi Britannica yang juga diangkat dari konsepsi Aristoteles. Ontologi yaitu teori atau studi tentang being/ wujud seperti karakteristik dasar dati seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur dan prinsip benda tersebut. (filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteless abad ke-4 SM). (Zainal Abidin; 2014; 65)
Ontologi administrasi telah berhasil mengubah pola pemikiran praktisi administrasi, dan bahkan mungkin sebagian para ilmuwan administrasi dari pandangan mitosentris menjadi logisentris. Dimana awal pemikirannya bahwa kejadian dalam suatu bentuk kerja sama dipengaruhi oleh kekuatan gaib (mitos) menjadi pola pikir yang dipengaruhi oleh pemikiran rasional (logis).
Pemikiran ontologi dalam ilmu administrasi tentunya diawali dari pembuktian, atau dengan kata lain penyelidikan yang dilakukan secara sadar dan mendalam sampai kepada akar permasalahan yang sesungguhnya dan dapat diperlakukan kapan dan dimana saja serta relative fundamental kandungan kebenarannya. Ontologi ilmu administrasi mencari pengertian menurut asal mula dan akar kata yang paling terdalam.
Ontologi ilmu administrasi yang bercirikan abstraksi karena hanya berada dalam alam pikiran manusia yang sifatnya sangat tidak terbatas dan jangkauannya hanya dapat dijangkau oleh akal pikiran. Sedangkan Ontologi ilmu administrasi yang bercirikan konkret karena memang dapat diamati langsung oleh pancaindra manusia dan hasilnya secara langsung dapat dinikmati. Secara ontologis, filsafat administrasi mengkaji secara kontemplatif hakikat administrasi yang didalamnya terdapat kajian hakikat organisasi, hakikat kepemimpinan, hakikat tugas dan kewajiban administrator, dan hakikat kerja sama dalam menerapkan prinsip-prinsip administrasi dan sistem pengelolaannya. (Rahmat; 2013; 32)
Ontologi administrasi adalah pemikiran yang berdasarkan hakikat dan makna yang dikandung ilmu administrasi itu sendiri sebagai salah satu cabang ilmu administrasi, serta menunjukkan terhadap apa-apa yang benar-benar yang ada didunia.

2.      Aliran-Aliran dalam Ontologi
Ontologi merupakan salah satu aliran penyelidikan kefilsafatan yang paling tua, dimana berangkat dari aktivitas perenungan terhadap keajaiban alam semesta ini yang ikut mempengaruhi alam pikiran manusia.

Macam-macam aliran dalam ontologi :
Ø  Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe.
 Aliran ini terbagi menjadi dua yaitu, Materialisme dan idealisme.
a.       Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan Naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
b.      Idealisme
Aliran idealisme disebut juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita sedang spiritualisme berarti serba ruh. Idealisme diambil dari kata “ Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani. (Ahmad Tafsir; 1997; 127)

Ø  Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat.
Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitupun ruh muncul bukan karena materi. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut diatas. Sebuah analogi dapat kita ambil misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesediran biasanya badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.

Ø  Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictionary of philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua dimensi.
Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara.


3.      Metafisika
Ontologi menurut A.R Lacey, berarti “ a central part of metaphisics ” (bagian sentral dari metafisika) sedangkan metafisika diartikan sebagai “ that which comes after physics, the study of nature in general ”(hal yang hadir setelah fisika, studi umum mengenai alam). Ontologi membahas hakikat yang “ada” , metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain, ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang telaah filsafat yang disebut metafisika ini merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafat termasuk pemikiran ilmiah. Serta, beberapa tafsiran mengenai Metafisika terdiri dari supernaturalisme dan Naturalisme.
Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika ini merupakan tempat  berpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah. (Jujun; 2010; 63)

4.      Hakikat Kenyataan dalam Pendekatan Ontologi
Hakekat kenyataan atau realitas memang dapat didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang yaitu :
Ø  Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak.
Ø  Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.

5.      Metode dan Objek Telaah Ontologi
Ø  Metode dalam ontologi
Loren Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk dan abstraksi metaphisik.
Ø  Objek telaah ontologi
Objek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya dilakukan oleh filsafat metaphisika. Istilah ontologi banyak digunakan ketika kita membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu. Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus, menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
 (https://prezi.com/rl3whsumpug2/ontologi-ilmu-administrasi)

6.      Manfaat Ontologi
Adapun beberapa manfaat dari ontologi yaitu sebagai berikut :
1)      Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.
2)      Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi.
3)      Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.
4)      Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya).

7.      Kesimpulan
Ontologi adalah asumsi yang berhubungan dengan intisari atau pokok permasalahan dari fenomena yang sedang diteliti. Kemudian, asumsi lain yang berkaitan dengan ontologi adalah asumsi epistemologi. Asumsi ontologi, asumsi ini dapat dilihat dari subyektivitasnya yaitu, Nasionalisme atau dilihat darii obyektivitas yaitu, Realisme. Nasionalisme adalah asumsi akan dunia sosial yang terletak diluar kesadaran atau pengertian suatu individu adalah terbuat tidak lebih dari nama, kondep dan label yang digunakan untuk membuat struktur pada realitas. Sedangkan, Realisme adalah asumsi akan dunia sosial yang terletak diluar kesadaran atau pengertian suatu individu adalah suatu dunia nyata yang keras dan nyata dan mempunyai struktur yang relatif abadi. Lebih jelasnya, ontologi adalah salah satu cabang dari metafisika. Sebuah aliran filsafat yang berbicara tentang usaha untuk mendeskripsikan hakikat wujud tertinggi, yang esa, yang absolut, bentuk abadi yang sempurna.
Oleh sebab itu, pada kenyataan secara realita, ontologi ilmu administrasi merupakan refleksi manusia sesuai dengan struktur dan norma-norma yang di pahaminya serta pelaksanaannya dalam kehidupan yang dijalaninya dan ontologi administrasi ini merupakan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian manusia merupakan kunci pemahaman dari kenyataan dan seluruh hubungan dari kenyataan ontologi ilmu administrasi.

 DAFTAR PUSTAKA

Rahmat. 2013. Filsafat Administrasi. Bandung: Pustaka Setia.
Makmur. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, J.S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Tafsir, A. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosda karya Bandung.
Abidin, Z. 2014. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: RajaGrafindo Persada.




my experience in using social media

Assalamualaikum wr. wb My name is syifa fadhilatunnisa. I am a student at one of the state universities, precisely the Islamic universi...